Minggu, 21 November 2010

Belajar dong dari Anak Punk!


Siapa yang mau belajar ama gue? hehe



Sabtu kemarin, 
Menyengajakan diri pergi ke Gramedia pakai motor. Di sepanjang jalan ada hikmah yang menarik dan insyaAllah akan diungkapkan pada kesempatan kali ini. Pemandangan ini mingkin sering Sahabat temukan juga.
Ya, di sepanjang jalan Jatinangor-Cicaheum, terlihat gerombolan-gerombolan pemuda yang mempunyai ciri khas yang sama, yaitu: celana levis ketat, baju kaos atau jaket dengan lambang tertentu, dan yang lebih membuat ciri khasnya terasa adalah potongan rambut yang terlihat seperti landak atau sejenisnya (orang fungky biasa bilang gaya Punk gitu loh!). Beberpa dari mereka yang punya dana lebih, mempercantik asesoris mukanya dengan anting yang sengaja dilekatkan ke telinga, bibir dan hidung (Jadi inget Bollywood ya! Astaghfirullahal 'adziim).

Nah, terlepas dari citra miring masyarakat tentang keberadaan komunitas remaja dan pemuda ini, saya ingin menyorotnya dengan angel  berbeda, yaitu lewat prespektif hikmah. Ya, ngga ada salahnya dong, kita belajar dari Sahabat kita yang satu ini?  Lagu ini bisa jadi hujjahnya, Rocker juga manusia, punya rasa punya hati...." hehe.. yuk.. lanjutin ceritanya.

Nah, gini Sob, hikmah pertama yang mesti kita belajar banyak dari Sahabat Punkers kita ini bahwasannya "ukhuwah" alias persaudaraan mereka kadangkala jauh lebih hebat dibanding kita loh... Nggak percaya? Mereka sih mungkin nggak 'mudeng' dengan istilah ukhuwah, yang mereka tahu adalah solder, eh maaf solider atau lengkapnya solidaritas. Ya, Atas nama solidaritas mereka mampu untuk saling menunggu berjam-jam sahabatnya yang sedang ganti baju (baju komunitas gitu loch!), bukan itu aja, seringkali jika ada salah seorang temennya gak punya uang untuk naik bis menuju ke majlis ta'lim, (eh.. ke acara band maksudnya), mereka semua rela untuk bantu seratus dua ratus perak (kalau dikali seratus orang khan lumayan, jadi Rp.10.000). Yang lebih nekad dan kreatif, memprovokasi yang lain untuk memberhentikan bak terbuka atau truk yang menuju arah tujuan mereka. Atas nama kebersamaan, akhirnya siapa truk yang gak mau berhenti dan menaikkan penumpang seperti mereka (Bukan kasian sih, lebih tepatnya takut karena mereka minta setengah memaksa sambil nyiapin pentungan.. hehe).

Kerennya lagi, kalau ada satu orang dari timnya tersakiti, yang lain ikut merasakan. tak hanya do'a dan air mata yang mereka berikan, bahkan ratusan motor siap membantu sahabatnya yang sedang dizalimi (Keren ya, kalau ratusan motor itu semuanya touring menghidupkan masjid di seluruh pelosok Indonesia atau bantu evakuasi korban Gunung merapi. Judlunya “Punk Peduli Merapi”).

Sekali lagi kita bukan sedang menghakimi, tapi yuk mulai belajar dari Sahabat kita yang satu ini. Jangan-jangan, persaudaraan kita masih kalah dengan mereka yang gak pernah tahu ilmu tentang ukhuwah. Betul, betul, betul??
Kita kan, kadang masih susah senyum ikhlas untuk saudara kita, atau bahkan lebih bisa tersenyum lega jika sahabat kita kalah dalam sebuah pertandingan atau usahanya bangkrut. Na’udzubillahimin dzalik. Eh bener loh, kita kan sering menyaksikan, sama-sama Islam, tapi masih saling gontok-gontokan hanya gara-gara merebut kekuasaan, atau hanya gara-gara hal sepele salah perang antar kampung.

Hikmah kedua, "Bersatu kita teguh, bercerai kita.......". 

Kamis, 04 November 2010

Bisikan Cinta



Suatu saat, 
mungkin kita pernah berharap pada manusia
atau setidaknya menaruh simpati bahkan cinta
Namun, mungkin saja semuanya serasa hancur
saat harapan jauh dari kenyataan
saat cita tak bertemu realita
atau cinta yang berujung derita jiwa

Namun yakinlah, ada Allah yang selalu bersama kita
mengetahui setiap bisikan hati
Luapan emosi, bahkan ungkapan cinta yang tak pernah tersampaikan
Di sudut jiwa, kita belajar menyerahkan semuanya pada Sang Penggenggam cinta sejati
Sang Pemilik hati, yang dapat membolak-balikkan hati
Jangan pernah menyerah, mengeluh atau bahkan mengutuk dengan apa yang terjadi
Karena Allah sudah menyiapkan yang terbaik untuk kita
hanya kadang kita tergesa-gesa menyingkap rahasia takdir
tak bersabar dengan semua kenyataan yang ada 

Tugas kita hanyalah meluruskan niat, menyempurnakan ikhtiar, serta berdo'a
Selanjutnya, biarlah Allah yang menentukan mana yang terbaik untuk kita
karena Ia yang lebih mengetahui kebutuhan kita 
dibandingkan kita sendiri

Salam SETIA!
SETIA on Action

Persahabatan itu Indah



Dalam berjuang kita butuh sahabat
yang akan menguatkan bahu-bahu kita
menutupi aib-aib kita
dan berjuang dengan ikhlas bersama 

Namun boleh jadi
ditengah perjalanan, seringkali kita dipertemukan dengan masalah
yang  menyapa bahkan mengganggu keharmonisan persahabatan
Tapi yakinlah, bahwa itulah seni persahabatan
dinamika kehidupan yang membuat kita lebih dewasa
lebih bijak menyikapi perbedaan
lebih tegar mengarungi badai kehidupan

Dari sana kita dapat banyak hikmah
bagaimana menjadi sahabat yang saling percaya
saling memahami dan saling berbagi

Layaknya bongkahan emas yang tiada berbentuk, 
Dengan tempaanlah ia semakin indah,
mengkilap dan berharga
itulah perumpaan persahabatan

jika persahabatan yang dibangun
hanya karena Allah
maka pertemuan pun berkah
dan berpisah pun begitu indah
Mengapa?
karena persahabatan kita dilandasi atas dasar cinta pada Allah

Barangsiapa yang saling mencintai karena Allah
maka Allah akan memberikan naungan di padang Mahsyar,
saat tiada lagi naungan selain naungan dariNya 

Sahabatmu,
Setia Furqon Kholid
Salam SETIA!

Pemuda Akhirat itu



Suatu ketika,
ada seorang lelaki muda, enejik, supel dan sangat cerdas. Ia menjadi lulusan terbaik dari sebuah perguruan tinggi ternama di negeri ini. 
Seperti banyak impian pemuda sebayanya, lulus cepat dan diterima di sebuah perusahaan bonafit dengan tawaran gaji yang menggiurkan pun ia dapatkan. Tak ayal banyak teman-temannya yang iri dengan pencapaian-pencapaian yang telah ia lakukan. Namun, amat disayangkan, hanya satu tahun ia bekerja di perusahaan ternama yang sedikit saja orang yang dapat diterima disana. Sang pemuda memutuskan untuk keluar dan menemukan saripati kehidupan. 

lalu, apa yang dilakukannya?
ia berkeliling seorang diri, dari satu kota ke kota lainnya, dari satu kampung ke kampung lainnya. Uniknya, yang ia lakukan adalah membantu siapapun yang dapat dibantu. Menghidupkan masjid yang telah mati, dan mengajari dengan sabar anak-anak kecil yang ingin belajar Quran atau Iqro. Lalu bagaimana dengan segudang prestasinya? Tidakkah amat disayangkan potensinya yang dapat menjadi seorang bisnisman sukses? 

Ternyata inilah jalan hidup yang ia putuskan. Menjadi hamba Allah yang memberikan manfaat bagi banyak orang. 
Walaupun banyak tetangga di sekitar rumah orang tuanya yang menghinda, mencemooh dan menyayangkan keputusannya yang dianggap "bodoh" itu. 

Suatu saat, seorang sahabat dekat menanyakan perihal keputusannya tersebut. Bahkan sahabat itu memberikan alternatif lain untuk berkarya dan bermanfaat dengan cara yang lebih elegan. Namun, ia menolak tawaran itu dengan santun. 

Tahukah Sahabat, setelah diselidiki. 
Ternyata beberapa tahun silam, pemuda berbakat dan berkarakter itu divonis terkena sebuah penyakit dan diprediksikan bahwa hidupnya hanya tinggal hitungan tahun bahkan bulan.

AllahuAkbar!
Sahabat, bagaimana jika hal ini terjadi pada diri kita? 
Saat Allah memberi tahu lewat perantara manusia tentang sisa waktu kita di dunia.
Apa yang akan kita lakukan? Masih adakah impian duniawi itu? Adakah kebanggaan atas titel dan prestasi yang diraih?

Bayangkan jika waktu kita di dunia hanya hitungan hari.
Apa yang pertama kali akan kita lakukan??

Semoga kisah nyata ini dapat menggugah dan menginspirasi kita untuk tidak menunda amal kebaikan. 
Justru karena kematian kita tak pasti, harus lebih berhati-hati dalam melangkah, memperbanyak bekal, dan tak pernah menunda kebaikan.




Sahabat,
sesekali bersafarlah, lakukan perjalanan yang bermuatan hikmah
temukan ada banyak pesan cintaNya yang terkandung dalam rimbunnya pepohonan,
deburan ombak, atau sejuknya udara pegunungan..

Pandang, nikmati dan syukuri ciptaanNya yang begitu indah
Untuk itulah Allah berikan mata yang dapat memandang
telinga yang senantiasa mnnyimak simfoni kehidupan
mulut yang bisa berucap, "Subhanallah.. Alhamdulillah.. AllahuAkbar!"
Lalu, hatilah yang menyempurnakan semuanya dengan kesyukuran dengan pandangan penuh ta'zim atas kemahakuasaanNya
"Fabiayyi aalaa irobbikumaa tukadzibaan"
"Nikmat Allah mana lagi yang akan Kau dustakan"

Sahabat, ada banyak pesan cintaNya yang sering kita lewatkan
tanpa pelajaran yang didapat, tanpa keimanan yang menancap
padahal pada semuanya itu, ada banyak hikmah yang seharusnya mempertebal keimanan
Sungguh mulianya orang yang tergolong Ulil Albab,
dialah yang dapat menangkap pesan cintaNya saat duduk, berdiri, bahkan berbaring
seraya berucap, "Robbana maa kholaqta haadza baatila, subhanaka faqinaa 'adzaabannar".
"Ya Tuhan kami, tiadalah Kau menciptakan semua ini sia-sia, Maha suci Engkau dan lindungi kami dari Adzab Neraka"

Renungan dalam rihlah penuh makna,
Medan, 18 Oktober 2010

Bidadari Terindah


Akulah suami paling bodoh dan tidak berperasaan dalam hidup ini. Kucampakkan bidadari dunia yang begitu sabar melayani, mendoakan, menyokong, hingga melahirkan anak yang awalnya tidak kuharapkan hadir di dunia ini. Tidaaakk....

Ya, semuanya bermula saat ku masih single. Aku adalah orang yang senang berfoya-foya, nongkrong bareng tanpa tujuan dengan para pemuda yang lebih memilih nganggur ketimbang sibuk-sibukan cari kerja. Ya, itulah aku masa lalu, hingga akhirnya aku bertemu dengan seorang bapak yang banyak membantuku, ia berikan banyak kemudahan, dari mulai kesempatan bekerja hingga kebutuhan hidupku. 

Hingga suatu ketika, bapak itu berkata, "Sudah siap nikah belum nak? Bapak punya calon istri yang solehah, cocok untukmu!". Aku hanya terdiam, hanya ekspresi dingin dan tak peduli. Namun saat sang bapak menanyakan lagi di kesempatan kedua, aku malu untuk menolaknya akhirnya kuterima saja tawaran sang bapak tanpa memperdulikan apa resikonya dan siapa sebenarnya calon yang direkomendasikan sang bapak. Pikir simpleku, yang penting bisa membuat sang bapak bahagia, sehingga masih bisa membantuku. Yah, kepada siapa lagi aku meminta bantuan? Ayahku dari sejak SMP sudah wafat, yang menjadi salah satu alasanku memilih menjadi pemuda luntang lantung tak punya pekerjaan ini.

Tak menunggu lama, hari itu juga aku langsung dibawa ke rumah orang tua wanita tersebut. Namun aku sedikit berdalih dengan kesibukanku, akhirnya kami hanya bertukar poto. Ternyata, diputuskan dalam khitbah yang tidak aku hadiri itu bahwa akad nikah dan walimah akan dilaksanakan seminggu lagi. Aku hanya mengiyakan tanpa ada sedikitpun mempertanyakan bagaimana karakter, cantik atau tidak, dan beberapa pertanyaan lain yang biasa ditanyakan lelaki normal yang akan melangsungkan akad nikah. Kalian tahu sendiri kan, aku nikah hanya untuk membahagiakan sang bapak yang sudah banyak berjasa kepadaku. itu saja, tidak lebih!  Masalah calon tak penting bagiku. Kalau Nggak cocok ya tinggal ceraikan saja, seperti acara sinetron di TV.

Singkat cerita, akad nikah dan syukuran kecil-kecilan pun diadakan. Aku baru tahu wajah istriku pada hari akad tersebut, maklum aku sedikitpun malas melihat poto yang disodokan padaku. Maaf, aku sampaikan.. malam pertamapun ku tak berkata apapun kepada istriku. lebih dari seminggu kudiamkan saja istriku, tak sedikitpun aku menyentuhnya. Ku tak mau tahu apa yang sebenarnya ia rasakan. Setiap pagi aku bekerja di sebuah lembaga pendidikan tempat bapak baik itu bekerja, ya, sekedar bantu-bantu. Sedangkan isriku, ia lulusan Akademi Keperawatan dan sudah 2 tahun lamanya bekerja menjadi seorang perawat di sebuah rumah sakit.

Hari ke-8, barulah aku memaksakan diri menggaulinya, seperti kewajiban seorang suami lainnya. Namun, niatku sih hanya iseng aja, entah kenapa ku tak dapat menumbuhkan rasa cintaku padanya, walau ia telah halal 100% untukku. Ia cukup cantik, senyumnya yang indah, dan yang mungkin lebih tampak dari sosoknya adalah ia memakai jilbab yang lebar menutupi lekukan tubuhnya. Malam itu, sebelum kutunaikan tugasku sebagai seorang suami, kuancam dirinya untuk tidak dulu hamil, karena aku tidak mau direpotkan dengan mengurus anak. Kulihat dirinya hanya tertunduk, dan begitu sabar menerimaku apa adanya. 

Beberapa bulan setelah hari itu ternyata ia hamil. Akupun marah, akhirnya aku mulai menjauhinya, kubiarkan ia untuk berjuang sendiri mengandung anak, buah pernikahan kami. Aku, malahan masih senang nongkrong dengan teman-teman yang dari dulu sering bersama. Hingga saat istriku melahirkan, aku tak terlalu memperdulikannya. 

Hingga saat perubahan itu terjadi. Beberapa hari setelah anakku terlahir ke dunia, aku sering mendengar anakku menangis di malam hari. Aku pura-pura tertidur, namun ternyata istriku dengan sabar bangun dan mengganti popoknya yang basah karena pipis. Aku tahu pasti istriku pasti sangat lelah, setiap malam dan siang harus mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada bayi kecil yang lucu itu. Akhirnya di suatu malam, saat istri dan anakku tertidur, malu-malu kutatap wajah mereka berdua. Entah mengapa ada sebuah rasa yang berdesir dalam hatiku, apalah namanya yang membuatku meneteskan air mata malam itu. Dari sana, aku tak bisa tidur lagi. Kurebahkan badanku di sofa depan,dan kumulai menyesali semua perlakuan zalimku kepada istri dan buah hatiku. 

Satu persatu kejadian seakan ditampakkan kembali, bagaimana kejamnya diriku yang membiarkan istriku berjuang mengandung hingga melahirkan buah hatiku tanpa bantuan dari suaminya. Namun ia tetap saja sabar, dan melayaniku dengan baik. Ku tahu juga kebiasaan istriku, jika ia marah atau kesal, ia hanya mengambil air wudhu dan sholat tahajjud sambil berdoa yang diiringi derai air mata. Dan kini, saat anak itu telah terlahir ke dunia. Haruskah aku menambah penderitaanya? Tidaakkk... Aku harus berubah.

Sebelum semuanya terlambat.. Aku harus mulai mengubah perilaku burukku. Aku harus bertanggung jawab. Akan kucoba untuk mulai mencintai dan menyayangi istri dan anakku.

Pagi itu, kucuci bersih pakaian kotor istri dan anakku, kubuatkan sarapan alakadarnya buat istriku. Dan setelah semua pekerjaan rumah selesai. Kucium kening anakku yang lucu itu. Kuarahkan tangan kananku pada istriku, lalu dengan lembutnya ia raih tanganku dan ia cium tanganku dengan begitu hormat. Entah mengapa ku tak kuasa menahan tetesan air mataku. Kuseka air mataku segera dan kuucap salam terindah bagi mereka berdua, bidadari terindah dalam hidupku.  

Adakah Aisyiah abad ini? yang tetap bersabar walalu suami sejahat Fir'aun ?

Untuk semua calon istri dan suami,
Semoga bisa menjadi ibroh berharga bagi kita semua
mari membangun cinta hingga kekal sampai syurga

Inspirasi perjalanan dari Makassar,
Diangkat dari penuturan seorang sahabat

Masih Adakah Harapan untuk Negeri ini?


Indonesia berduka,
bencana demi bencana silih berganti
Gempa, tsunami, longsor, gunung meletus dan aneka bencana lainnya
Ditambah lagi krisis multidimensi yang seakan datang tiada henti di segala lini

Mari kita evaluasi,
Tak perlu aneh melihat banjir yang melanda, karena pepohonan si kota besar bahkan di hutan-hutanpun tlah diekspor
demi kepentingan sekelompok manusia
Lalu, setelah semua tak ada, dimulailah program penghijauan yang entah berhasil atau tidak

Inilah realitas para oknum pelayan masyarakat
Anggota dewan sibuk memperebutkan kursi, kerjanya merekayasa anggaran
Masyarakat berkubang dalam pengangguran dan kemiskinan yang menjadi-jadi
Beberapa gubernur ditangkap KPK karena terlibat korupsi
Camat memanfaatkan kebodohan masyarakat dengan memanipulasi bantuan
Pak RW dan Pak RT pun tak mau kehabisan jatah
Maka BLT dan bantuan lainnya diupayakan memperkaya saudara dan koleganya

Beberapa artis tak mau ketinggalan eksis
Menjadi agen dalam pendidikan karakter anak bangsa
Dari mulai kasus narkoba, film mesum, hedonisme, selingkuh dan sebagainya
secara tak sadar terrekam dan diamini oleh beberapa pemuda
Wajarlah acara audisi menjadi bintang digandrungi kaula muda..
Cara tercepat kaya, terkenal dan jadi bintang

Ibu-ibu rumah tangga pun tak ingin ketinggalan
Tiada hari tanpa nonton gosip dan sinetron 
Sehari tiga kali sesuai resep dokter
Dari mulai bangun tidur sampai hendak tidur lagi mungkin
Efeknya, anak kurang diperhatikan
Banyaknya tuntutan agar suami cepat kaya dan berhasil
Beberapa yang lain memilih menjadi wanita karir
bersolek saat kerja, kelelahan saat harusnya melayani suami

Bapak rumah tangga disibukkan dengan rutinitas sehari-harinya
Mengumpulkan rupiah demi rupiah dengan cara apapun
Dengan sikut, jilat atau cara yang lebih kreatif lainnya
Akhirnya, rizki yang tak halal dimakan oleh istri dan anaknya
mengalir dalam darah anaknya, akhirnya mendarah daging 
Jangan terlalu menyalahkan anak jika  sulit dikendalikan

Efeknya, terjadilah kenakalan remaja
Anak merasa kurang diperhatikan
ia berontak dan marah
masuk geng motor, narkoba atau seks bebas jadi alat pelampiasannya

Sikap saling percaya diantara masyarakat semakin luntur
Kesenjangan sosial nampak jelas dihadapan
sebelah kanan berdiri rumah mentereng bak istana
sebelah kiri satu rumah kumuh dan sempit dihuni tujuh anak 
akhirnya perang antar kampung sulit dihindarkan

Beberapa oknum yang mengaku mahasiswa tak ingin ketinggalan peran
Maka aksi demo yang berakhir ricuh tak terelakkan.
Lengkap sudah LINGKARAN BENCANA  dalam negeri ini.

Lalu, SIAPA YANG MESTI DIPERSALAHKAN?
Siapa yang mesti BERTANGGUNG JAWAB ?

Mari kita ubah pertanyaan di atas agar lebih bijaksana,
Apa yang telah KITA LAKUKAN untuk memperbaiki benang kusut masalah di negeri ini?
hanya ingin menjadi penikmat, komentator, atau malah ingiin menjadi pengubah?
Semuanya, PILIHAN  hidup ANDA

Kalaulah boleh berharap...
bangsa ini sedang sakit, jadilah anda dokternya!
Bangsa ini butuh sosok pemimpin berhati seperti Umar bin Abdul Azis, Andalah Umar selanjutnya!
Tidak sembarangan Tuhan takdirkan kita terlahir di INdonesia ini
Kitalah yang akan memperbaiki masalah ini sedikit demi sedikit,
Mulai dari diri sendiri dan SEKARANG JUGA.

Karena Andalah Pahlawan bangsa Abad ini!

Salam Semangat Muda!
Setia Furqon Kholid

The Power of Love


Seorang lelaki muda hampir bertelanjang dada, mengemudikan motor bututnya dengan kecepatan bersahaja
bak valentino rossi yang mengendarai motor GPnya
tragis, di tengah perjalanan hujan deras membasahi sekujur tubuhnya
Namun, sedikitpun tak  urung niatnya, gas pun semakin ditancap
tujuannya hanya satu, mencarikan buah mangga untuk sang istri tercinta
Dramatisnya, kala itu sulit sekali mencari buah yang satu ini, maklum bukan musimnya
Namun, ibarat seorang ibu yang mencari anaknya yang hilang
puluhan bahkan ratusan penjual buah-buahan, minimarket sampai toko kelontongan pun ia cari

"YESS.. Alhamdulillah", setengah berteriak ia mengucap syukur saat menemukan satu-satunya buah mangga hasil jerih payahnya berjam-jam mengitari pasar.

Saat pulang dan berjumpa dengan sang istri yang sedang hamil muda. Sang suami yang sudah basah kuyup pun tersenyum puas sambil menyerahkan buah satu-satunya bak seorang pangeran yang menghadiahkan untuk sepasang sepatu cantik untuk sang puteri, ibarat seorang ksatria yang dinantikan oleh wanita pujaannya, begitu romantis dan heroik.

Apakah ia lelah? Mengapa ia begitu bersemangat?

Itulah kekuatan cinta,
yang tak terbatas oleh daya nalar
kadang tak masuk logika
tak terbatasi oleh jarak dan masa

Ada energi besar yang menggerakkan
ada semangat pengorbanan dan keikhlasan untuk memberi
ya, MEMBERI.

Lihat saja,
cinta ibu pada anaknya, tak terputus sampai bilangan masa
cinta Rasul pada umatnya, abadi hingga akhir nanti
cinta istri pada suaminya, tersulam hingga menapaki syurga

The Power of Love,
Hidup dan menghidupkan
segar dan menyegarkan
kuatkan dan menguatkan

karena cinta adalah anugerah Allah yang diberikan 1 % untuk hambaNya di dunia
yang dengannya kita mampu hidup bercinta kasih
bahkan dengan cinta itu pula seekor induk kambing dapat mengangkat sebelah kakinya
agar sang anak mudah mendapatkan susu kolostrum yang dibutuhkan dalam pertmbuhannya.
99% lainnya, Allah siapkan di akhirat nanti.
Saat setiap insan membutuhkan curahan kasih sayangNya
dan bercinta kasih karenaNya.
Subhanallah....