Jumat, 31 Desember 2010

Sebait Cinta untuk Ummi

Wanita cantik nan cerdas itu ikhlas menikahi ayahku
seikhlas ia melahirkan dan mendidikku sejak kecil
Ya, mungkin orang menganggapnya kampungan
Namun apa yang salah dengan kampungan?
Bukankah orang-orang besar terlahir dari rahim seorang ibu yang dikatakan kampungan itu?

Ibu,
Bersama iringan doanya yang sederhana menjejaki perjalanan hidup kami
Saat anak-anaknyai berada di gerbang keberhasilan,
dengan setianya ia mengantar kami dengan linangan air mata cinta
pengorbanannya, kasih sayangnya, tak dapat kami bayar
walau ratusan tahun hidup di dunia.

Ibu, di usianya yang kini tlah senja
Kau masih saja memikirkan kami
anak-anakmu.

Aku malu,
belum bisa mengukir senyuman tulus darimu
yang mengharapkan kami menjadi anak-anak yang soleh dan berhasil
namun satu harapku ibu
Semoga Allah berikan kesehatan, pahala yang berlimpah dan umur yang berkah untukmu

Ibu,
hari ini kukuatkan bahu,
Kulatih pergelangan tangan dan otot-otot kakiku
agar saat kau kelak membutuhkannya,
bahuku tempat sandaran kepalamu
pergelanagan tanganku, tempat tanganmu merengkuh
kakiku, untuk mewujudkan seluruh keinginanmu.

Ya.. seperti dulu
Saat kumerengek manja kepadamu...
kau hanya tersenyum,dan bersusah payah mewujudkan keinginanku itu

Ibu,
di hari yang penuh keberkahan ini,
izinkan kusenandungkan satu bait lagu khusus untukmu,
sebagai hadiah di hari spesialmu.
"Kasih Ibu, kepada beta
tak terkira sepanjang masa
hanya memberi tak harap kembali

bagai sang surya menyinari dunia"

Selamat hari Ibu,

Buat Ummiku tercinta, dan seluruh Bidadari dunia yang bernama Ibu,Bunda, Mama, Ummi, atau apapun namanya
kutulis catatan ini dengan linangan air mata cinta
Setia Furqon Kholid

Renungan AKhir Tahun

Di batas waktu kita bertafakur
Sudah berapa kali pergantian tahun dalam masa usia kita?
Adakah ia dilewati dengan ketaatan, atau penuh dengan catatan kemaksiatan?
Adakah ia dilewati dengan kesyukuran, atau malah kekufuran?

Banyak orang bereuphoria menyambut tahun baru?
Tidakkah kita menyadari, itu artinya waktu hidup kita semakin berkurang?
Berbanding luruskah pergantian tahun  dengan amal dan taubat kita?
Atau kita malah menjalani tanpa rasa beban sedikitipun
Haram halal dilibas
Benar salah digilas
Yang ada hanya bagaimana menghabiskan waktu demi kepentingan nafsu dan syahwat dunia

Saudaraku,
Rasulullah mengibaratkan bahwa di zaman ini akan ada sebuah penyakit yang mewabah
yang membuat sedikit sekali yang akan masuk syurga
Itulah penyakin Wahn,
Cinta dunia dan takut mati.

kemudahan media membuat kita terlalai
Kesibukan mencari rizki membuat kita menunda sholat
Keinginan mendapatkan bara-barang duniawi membuat kita sulit berinfak dan berzakat
Lalu, mana amal-amal kita?

Sholat, jarang khusyu
Tilawah quran kalau ingat
Silaturrahim hanya saat butuh
Menuntut ilmu tak serius

Mari kita renungkan do'a inii,
"Ya Robb, jadikanlah dunia ada di tangan kami, Sehingga kami yang mengaturnya. Dan jadikan akhirat ada di hati kami, agar kami tak lalai dalam mengingatMu."

Semoga Allah mengampuni segala dosa kita di tahun-tahun lalu,
dan dengan taubatan nasuha kita berharap kebaikan-kebaikanlah yang menggantikan keburukan kita

Mari perbaiki diri, dan berkarya tuk Ilahi
di tahun baru ini, semoga Allah limpahkan rahmat, ampunan dan keberkahan
bagi kita semua.
Amin.

Hamba Allah di bumiNya,