Rabu, 03 Maret 2010

Pemuda Indonesia, BANGKITLAH !!

Bismillah..
Sahabat, pernah di suatu training entrepeneurship, ada seorang lulusan sarjana yang curhat pada saya. "Gimana ya kang, saya ini udah 5 tahun nganggur. Bingung mau ngapain ? kayanya saya harus keluar dari Bandung, mencoba nasib untuk bekerja di sebuah perusahaan"

Percaya atau nggak, ada juga loh mahasiswa yang ngelama-lamain nggak lulus, karena takut nggak dapet beasiswa dari orang tuanya (Secara gitu.. semuanya masih minta ama Ortu. Cape deh..)

Ternyata.. nggak hanya orang rata2 aja loh yang merasakan hal itu..
Bahkan orang-orang pinter yang lulusan luar negeri itupun (nggak semuanya sih..) saat diwawancara oleh Kick Andy masih merasa takut pulang ke Indonesia gara-gara takut nggak dapet pekerjaan yang layak dengan gelar yang disandangnya.

Hmm.. akhirnya jadi bingung juga.. ini siapa yang salah ya ?

Tau nggak sahabt, temen yang udah keterima di perusahaan yang besar, dengan fasilitas kelas atas yang menggiurkan pun ternyata memutuskan untuk keluar karena hatinya tidak tenang. Banyak sebab, ada yang terlalu under pressure, iklim kerja yang nggak kondusif, sampai ngga bisa jaga iman (abis, karyawatinya harus pake pakaian ngetat dan serba minimalis sih.. astaghfirullah..)

Bahkan temen saya juga ada yang langsung banting stir dari karyawan sebuah bank, cari lowongan jadi guru, mau tahu alasannya ? Biar gaji sedikit, yang penting berkah dan bisa jaga iman.

Macem-macem aja ujian manusia ya ? Tapi bukan itu yang ingin kita bahas. Yang ingin kita bahas adalah semangat kemandirian yang harus kita bangun sejak dini. Bener deh..CAFTA udah digaungkan Januari 2010 kemarin. Produk-produk luar negeri khususnya dari Cina udah bebas dan mudah untuk beredar di Indonesia. Ngerinya lagi, saat berbincang-boncang dengan ekonom yang juga pebisnis yang mumpuni di Bandung, beliau bilang bahwa Cina sudah siap menyongsong perubahan besar perdagangan bebas, bahkan siap bersaing dengan Amerika, dan Indonesia sampai saat ini masih sedikit produk yang bisa diandalkan untuk berdaya saing dengan negara-negara lain.Iya nggak ?

Belu lagi masalah demi masalah yang datang. Perasaan anggota dewan yang disibukkan dengan Bailout Century, ada juga yang sibuk main petak umpet dengan mapia peradilan (Dimana keadilan ? katanya) sedangkan korban longsor Ciwidey belum juga tuntas, banjir pun jadi persoalan berikutnya..
Pemuda-pemudi dimanjakan dengan tontonan yang tak menuntun. Yang dibicarain, "Kapan yah, ganti HP jadi BB ?" atau "kapan ya bisa ikutan Take Him Out". Budaya membaca serasa mulai hilang, lebih seneng chatting berjam-jam ama pacar atau sahabat (Wuih... hebat bener perubahan generasi bangsa nih..).

Jadi, kapan kita bisa jadi solusi bagi bangsa ini ? Ya.. minimal bagi diri dan keluarga kita ?
Yuk, kayanya harus DIMULAI SAAT INI juga, semangat kemandirian dan disiplin itu harus kita bangun. Uang banyak dari ortu kenapa nggak diputar untuk jadi modal usaha ? Keterampilan yang dimiliki, kenapa nggak dijual untuk mendapatkan sebongkah mutiara. relasi yang dimiliki, kenapa nggak jadi ajang silaturahim dan memperbanyak rizki ?

Pak Ciputra, dalam sebuah kesempatan pernah mengatakan. Agar Indonesia bangkit, kita butuh lebih banyak para entrepeneur yang akan menyokong dan membangkitkan perekonomian Indonesia. Ya dong.. masa kalah ama yang buat facebook ini. 25 tahun dinobatkan menjadi pemuda terkaya di dunia.
Kita kapan ?

Ayo...
MULAILAH menjadi direktur minimal bagi diri kita sendiri
BANTU lingkungan terdekat terlebih dahulu
SUKSES bersama dalam keberkahan
KALAU BUKAN KITA SIAPA LAGI ?
kalau bukan SEKARANG kapan LAGI ?


Setia Furqon Kholid
Direktur Seta Training Center
Owner Seti@net dan Rumah Karya Publishing
setiafurqonkholid.blogspot.com
stc.quadzonetechnology.com

2 komentar:

  1. Siiip, kita memang harus terus semangat demi kemajuan negara dan bangsa...

    BalasHapus
  2. vromadan@yahoo.com22 Januari 2011 pukul 22.10

    bg... gimana supaya ilmu itu masuk dalam otak saya dan bisa saya bawa ...
    mengapa ilmu itu gak pernah masuk??????
    apa kurangnya saya....
    shalat selalu dan berdoa,belajar slalu kerumah buku, menolong memberi anak yatim piatu se bulan se kali, ,,,
    tapi...
    mengapa otak dan hati saya tak mau menangkap ilmu yang selalu diberi....
    bagai mn tu bg??????

    BalasHapus