Jumat, 25 Juni 2010

Mari Sejenak Bermuhasabah

Ku bersimpuh di hadapanMu, Ya Rabb !!


Saudaraku,
Kita marah jika quran diinjak-injak
namun ia utuh.. tak tersentuh
bertahun-tahun lamanya
Tanpa rasa bersalah tuk tidak membaca, dan mengamalkannya
Sebaliknya, kita duduk tak berdaya di depan Televisi
menikmati tontonan yang jauh dari tuntunan
meresapi tampilan pengumbar syahwat dan hiburan belaka
Kita geram saat Nabi kita difitnah dan dilecehkan
padahal beliau akan tetap mulia,
Bahkan Allah dan para malaikatpun bershalawat padanya
Namun, tanpa beban dan rasa bersalah
kita mengidolakan artis kesayangan yang sedang naik daun
sampai seluruh kehidupan mereka ditiru
Baru tahu rasa, saat terbongkar aib artis tersebut
yang dulu suka 100 %, berbalik mengutuk 1000%

Kita naik pitam saat Islam dihina 
bahkan preman yang biasa togel dan suka minuman pun
turut membela..kalau perlu siap mati
Namun, saat kumandang Adzan memanggil
Nyaris tak terdengar, terkalahkan oleh derap musik kesayangan
atau terkalahkan oleh kesibukan dunia yang melenakan
Mesjid sepi pengunjung, mal dan kafe kebanjiran jamaah

Pengajian keislaman didominasi Ibu-ibu dan lansia
konser musik dijejali generasi muda bangsa
Balita lebih hafal lagu-lagu Indonesia
ketimbang hafalan juz 'ama

Orang tua membanggakan anaknya yang mempunyai gelar bergengsi
dengan IPK diatas 3,5
dan tak pernah khawatir moralnya 0,5 bahkan nyaris minus
Memaksakan anaknya jadi PNS atau kerja di perusahaan ternama
dengan ratusan juta rupiah 'Ucapan Terimakasih', suap yang berganti nama

Sahabat, jadi teringat kata-kata seorang khotib jum'at
yang memetik sebuah hadist yang disabdakan Rasulullah SAW 
"Di akhir zaman nanti, tiadalah Islam kecuali namanya"
Akankah ini terjadi di zaman ini?
Tidak saudaraku, ku harap dan kuyakin tidak saat ini

Karena setidaknya.. 
Masih ada dirimu, keluargamu, dan kita semua
yang smangat untuk meyakini , mempelajari dan 
smangat mendakwahkan Islam dengan cinta kasih

Mari, sama-sama bermuhasabah
Apakah Allah masih ada dalam hatimu?
Apakah quran menjiwai seluruh liku hidupmu?
Apakah Masjid menjadi rumah favoritmu?
Apakah Sholat menjadi istirahat jiwamu?
Apakah keadilan dan kebenaran kewibaan sikapmu?


Saudaramu,
dalam proses perbaikan diri
Setia Furqon Kholid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar