Kamis, 15 Desember 2011

Makhluk Syurga itu bernama "Anak-anak"

"Om ini apa?" "ini remote"
"Buat apa?" ""Buat pindahin musik di mobil"
"Punya siapa?" "Punya Om"
"Om Siapa?" "Om Furqon"
"Om Furqon siapa?" "Om Furqon yang cakep"
"yang cakep apa?" "Cakep soleh"
..................................................
Nah, sekarang giliran Om bertanya, "Ini apa nif?" "Remote"
"Punya siapa?" "Punya Om"
"Om siapa?" "Om Furqon yang cakep, soleh"

Inilah sekilas percakapanku di mobil bersama keponakanku, Hanif. Anak cerdas nan aktif, selalu ingin bertanya dan mencoba. Bukan hanya bertanya, bahkan tak jarang ia mengacak-acak kamar, main-main dengan air, pinjam BB untuk poto-poto dan segala aktivitas yang seringkali menyita waktu, perhatian dan menguji kesabaran. Bahkan sempat malam tadi ia saking semangatnya ia loncat-loncat di kasur, ia pun terjatuh dan mengenai nasi yang sedang kumakan, akhirnya nafsu makan berkurang, karena tak mau memarahi akhirnya aku pergi meninggalkannya, mencoba untuk bersabar.

Subuh hari, saat saya dan istri saling berbagi ilmu, istri dengan baik memberitahu tentang ilmu parenting, ternyata butuh perhatian, ketulusan dan kesabaran dalam mendidik anak-anak. banyak diantara orang tua yang malah melarang anak yang sedang aktif itu dengan banyak kata yang membuat dirinya terkekan dan tidak berkembang, "Jangan", "Gak boleh", "Awas" dan segudang kata-kata negatif lainnya. Bahkan tidak jarang kata-kata kasar dan sumpah serapah pun mengalir dari mulut orang tuanya. Misalnya, "Bodoh kamu, anak siapa sih?" (udah tau anak papah mamahnya!)

Nah, ternyata, lanjut istri, anak-anak itu punya perasaan yang sangat peka, bahkan ia lebih suci dibandingkan kita, jadi saat kita marah atau bersikap kasar, ia akan sangat tidak nyaman. Itulah mengapa jangan sering menyalahkan anak, justru orang tua harus mulai sadar, mungkin pola asuh dan cara-cara kita dalam mendidik anak yang harus diperbaiki.
Anak-anak adalah sketsa sederhana tentang ketulusan, kejujuran dan semangat bercita-cita tanpa beban.

Saat anak-anak ditanya tentang cita-citanya, ia bahkan bisa menjawab dengan berbagai hal yang luar biasa, dari mulai ingin jadi pilot, naik ke bulan, jalan-jalan ke planet, dan lain sebagainya. Imajinasinya tidak terbentur oleh realita. Akhirnya kreativitasnya sangat mengesankan. Lihat pelajar atau mahasiswa hari ini yang kebanyakan sudah sulit untuk bercita-cita. Mengapa? bisa jadi karena dari kecil ia sudah terbiasa untuk dilarang, akhirnya saat ia mau bercita-cita lagi, otak bawah sadarnya mengatakan, mana mungkin kamu bisa mewujudkan impian itu, dari kecil saja kamu sudah tak mampu.


Aktifitas anak bukan untuk dilarang, namun diarahkan. Misalnya, saat anak main air, dialihkan "Ayo nak, kita main mobil-mobilan". Lalu lanjutkan dengan penjelasan yang benar dan jelas sesuai dengan bahasanya. Misalnya bukan dengan, "Awas loh, tuh ada ular, nanti dipatuk loh!". Tapi jelaskan, "Nak, kalau main air terus, nanti kedinginan, terus bisa jadi pilek deh, yuk kita main mobil. Nih bagus loh mobilnya". Akhirnya anak paham dan mulai mengerti mana yang baik dilakukan dan mana yang tidak mesti dilakukan.

Anak pun mesti sering diajak bicara dan belajar untuk berani memilih, hal ini baik untuk melatih verbal dan daya nalarnya. Pembiasaan positif seperti solat berjamaah di masjid pun baik dibiasakan semenjak balita, agar masuk ke alam bawah sadarnya sehingga anak mudah diarahkan saat beranjak remaja.

Ada puisi yang saya sukai dari Khalil Gibran tentang anak,

Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu
Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka terlahir melalui engkau tapi bukan darimu
Meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu

Pada mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi bukan pikiranmu
Karena mereka memiliki ikiran mereka sendiri

Engkau bisa merumahkan tubuh-tubuh tapi bukan jiwa mereka,
Karena jiwa-jiwa itu tinggal di rumah hari esok, yang tak pernah dapat engkau kunjungi meskipun dalam mimpi

Engkau bisa menjadi seperti mereka, tapi jangan coba menjadikan mereka sepertimu
Karena hidup tidak berjalan mundur dan tidak pula berada di masa lalu

Engkau adalah busur-busur tempat anak-anakmu menjadi anak-anak panah yang hidup diluncurkan

Sang pemanah telah membidik arah keabadian, dan ia meregangkanmu dengan kekuatannya sehingga anak-anak panah itu dapat meluncur dengan cepat dan jauh

Jadikanlah tarikan tangan sang pemanah itu sebagai kegembiraan
Sebab ketika ia mencintai anak-anak panah yang terbang, maka ia juga mencintai busur yang telah diluncurkannya dengan sepenuh kekuatan.

Alhamdulillah, 2 hari yang bermakna, melatih kesabaran, ketulusan dan kasih sayang.
Terimakasih adik dan keponakanku, Adinda dan Hanif.
Sayang Om untuk kalian berdua..
MMuah..

Setia Furqon Kholid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar