Jumat, 03 September 2010

Mozaik Cinta Sang Pengembara (Part 1)

Seorang lelaki tampan, mapan dan beriman, duduk di beranda rumahnya. 
Merenungi perjalanan hidupnya, juga memikirkan dengan matang target-target hidup yang ingin ia raih.

Ya, apalagi yang kurang, semua keinginan seorang pemuda sebaya dirinya sudah dimiliki, dari mulai rumah, mobil, tabungan yang banyak, relasi bisnis juga usaha yang berjalan dengan baik. Namun semuanya yang kini ia dapat, serasa ada yang kurang. Ya, kini ia membutuhkan seorang pendamping hidup, yang akan meneguhkan perjuangannya, menggenapkan setengah Dinnya. Yang akan melahirkan keturunan yang akan menjadi penyejuk hatinya. Ia pun sudah bosan dengan kata teman-temannya yang seringkali menyindirnya, "Nunggu apalagi atuh kang, buruan nikah!!".

Bukan ia tak mau, namun ia sedang mempersiapkan semuanya, dari mulai niat, ilmu, dan yang terpenting kesiapan mentalnya. Ia pun bertekad, jika dalam perjalanan hidup selanjutnya ia bertemu dengan seorang wanita yang baik akhlaknya, kuat keimanannya ia tidak akan berlama-lama lagi untuk menghadap orang tuanya.

Persiapan niatpun ia lakukan,
sungguh ia tak mau jika ia menikah hanya karena memperturutkan nafsu
ia paham bahwa pernikahan adalah sebuah ikatan yang sangat kokoh
ia tak mau seperti artis-artis itu, yang menikah lalu cerai hanya hitungan bulan, bahkan minggu.
ia ingin mencintai wanita yang kelak menjadi pendamping hidupnya itu dengan seutuhnya,
Kelebihannya ia syukuri, kekurangannya ia perbaiki
"Merenda cinta hingga ke syurga" Itu motto pernikahannya.

Ia pun bertekad mencari pendamping yang tidak terpesona dengan harta yang ia miliki
tidak pula dari popularitas atau titel duniawinya, karena semuanya itu fana dan mudah hilang
ia ingin bertemu dengan pendamping yang siap menerimanya apa adanya, bukan adanya apa?
yang tidak silau dengan gemerlap duniawi, yang siap berjuang dengannya
Mengarungi bahtera kehidupan yang penuh ujian dan cobaan

Ya, wanita yang dapat menutupi kekurangan dirinya, 
menyemangatinya saat lelah dalam berjuang
mendidik anak-anaknya dengan penuh ketulusan
dan ikhlas dengan apa yang didapat
juga siap ditinggal untuk berjuang

Ia pun sadar, tidak mudah mencari wanita seperti ini,
untuk itulah persiapan dan perbaikan diri mesti dilakukan
Biarlah Allah yang akan mempertemukan di waktu yang paling tepat
di tempat terindah dalam kesucian cinta
saat niat sudah lurus, ikhtiar sungguh-sungguh dilakukan
ia sangat yakin. Allah akan mudahkan dirinya bertemu dengan jodoh yang terbaik

to be continued...

Episode selanjutnya :

"Berat.. berat sekali ujian ini", ujar pemuda itu dalam hati.
Betapa tidak, beberapa bulan yang lalu ia menerima sms yang berisi pernyataan seorang wanita yang ingin 
menjadi istrinya, seminggu yang lalu temannya merekomendasikan seorang wanita dengan maksud yang sama,
bahkan saat ia berangkat ke luar kota, ada seorang wanita yang memberikan sepucuk surat cinta, yang lagi-lagi berujung pada satu kata
MENJADI ISTRINYA.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar