Kamis, 14 Januari 2010

Ayahku HEBAT !!

Ayahku HEBAAATT !!

Ya.. itulah Celoteh adikkku, Adinda yang masih berumur 2 tahun.

Pertanyaannya Sahabat, banggakah kita dengan ayah kita??
Mengapa pertanyaan ini terlontar.
Karena, ada juga seorang anak yang merasa malu mempunyai ayah yang kampungan, tidak berpendidikan tinggi atau tidak pernah ia harapkan.  bahkan di saat moment-moment indah bersama rekan-rekannya, malu dirinya memperkenalkan siapa ayahnya.

Pernah terjadi, di saat ia wisuda, ayah bundanya diminta untuk tidak ikut, atau bahkan disuruh menunggu di sebuah Masjid atau Musholla. Astaghfirullah.

Pertanyaan kedua,
Seberapa besar cintamu pada ayah ?
Mari kita telusuri apa saja yang telah ayah lakukan untuk kita.

Lihatlah saat kita masih balita
Subuh hari, ayah telah bangun, sholat dan berdo'a
dengan kesibukannya untuk bekerja, ayah masih sempat mencium dan merawat kita

mungkin kau merasa ayahmu terlalu sibuk bekerja, sampai untuk jalan-jalan bersama keluarga
saja ayah berat meluangkan waktu
tapi tahukah sahabat...
Ia lakukan semua itu agar kau tetap sekolah
agar bunda masih tetap bisa menghidangkan makanan kesukaanmu

Lihat kembali ayah hari ini ?
Masihkah kita malu untuk berbahagia dengan ayah apa adanya
Lihat sorot matanya yang mulai rabun
Lihat juga tubuhnya yang semula kekar,
kini ia pun mulai penyakitan
Kakinya yang dulu kokoh.. kini mulai melemah
Wajahnya yang dulu segar... kini mulai menua
Semangatnya yang dulu berkobar... kini mulai menurun

Ya.. sejarahpun berputar
dan.. di satu waktu dalam episode hidup kita Sahabat
kita pun kan merasakan hal yang sama.
Menjadi seorang ayah atau ibu untuk anak-anak kita

Maka, sejenak dengarkanlah senandung ayah yang dinyanyikan khusus untukmu,
ya.. untuk anak yang sangat disayanginya


Tidurlah tidur anakku sayang
tidurlah tidur dalam pelukan
aku doakan kelak kau besar
jadi pejuang pembela Islam

Tegarlah bagai batu karang
hidup ini adalah perjuangan
bersabar hadapi tantangan
Ridho Allah lah tujuan

Cintai Allah dan Rasulullah
Cintai Al-Quran dan orang beriman
Cintakan akhirat zuhudkan hidup di dunia
Tingginya cita-cita menjadi penghuni syurga

(Izztul Islam, Untukmu Ananda)

Berbahagialah.... Jika kau masih mempunyai ayah
Bahagiakanlah ia
Berdoalah ...... Jika ayahmu tlah tiada
Do'akan ia

dan lafadzkan dengan segenap cinta dan doamu
"AYAHKU HEBAT !!"

Untuk ayahanda tercinta,
Setiawan Irianto S. Pd
Kaulah Inspirasiku !!

Setia Furqon Kholid
anak biasa untuk ayah yang Luar biasa !!

3 komentar:

  1. kak furqon perkenalkan nama saya citra....
    saya pun sadar saya adalah anak yang sangat biasa yang mempunyai ayah luar biasa.....tapi apakah tetesan air mata orang yang kita sayang bisa tergantikan dengan semua yang telah ayah kita perbuat(lakukan untuk kita)....jauh di lubuk hati saya yang paling dalam terdapat krikil2 batu kecil yang selalu menyesakan dada....dan itu sulit untuk saya mengerti....saya selalu mencoba menghempasnya dengan buih ombak kebaikannya namun hati ini tiba2 tak berdaya...ketika terngiang2 suara desakan nafas ibu yang tersakiti oleh sosok seorang ayah......saya hanyalah seorang anak.....anak yang tak bisa melihat ibunya terisak-isak menangis karenanya.....apa yang harus anak ini lakukan?????
    di sisi lain beliau sngt bgtu brarti namun beliau selalu saja menanam luka di dasar hati ibu....

    mnrt kaka bgmn solusinya.......

    BalasHapus
  2. Setia Furqon Kholid14 Januari 2010 pukul 20.36

    Citra yang dirahmati Allah,
    Kita tidak bisa mengendalikan hembusan angin. NAmun kita bisa mengarahkan layar perahu kita.
    Ayah yang mungkin sering memb uat ibu menangis adalah ujian di dunia ini, tapi yakinlah... dengan ketulusan dan senjata kita, yaitu do'a. Allah akan gantikan kekerasan dengan kelembutan, ketakutan dengan kedamaian, keangkuhan dengan ketawadhuan. Berdo'alah ""ya Muqollibal qullub, tsabit qolbi 'ala to'atik". Allah tidak pernah men yalahi janjinya. Ud'uni astajib lakum. "berdoalah kepadaKu, niscaya akan ku kabulkan.". Boleh jadi Allah memberikan ujian ini, agar kita tetap bergantung padaNya, dan berharap hanya padaNya. Ingat, setelah kesulitan itu pasti ada kemudahan, setelah kesulitan pasti ada kemudahan. Yakin, semua hanyalah episode yang harus dengan senyuman dan kebesaran jiwa Citra dan Ibu jalani. Waktulah yang akan membuktikan do'a-do'a kita.

    BalasHapus
  3. vromadan@yahoo.com22 Januari 2011 pukul 23.09

    akhi.... ayah ku memang hebat, berjuang utk anaknya, mencari nafkah kesana kesini, hingga anaknya bisa bersekolah, madon 7 bersaudar tinggal 6 laki2 semua madon anak terakhir... tp malah menyia-nyiakan, kami semua dr pesantren tp tdk ada satupun yg mengarah keislaman, bg madon no1 sudah nikah punya anak 2, di kasih kebun hancur entah kmn hasil. bg no 2 sukses di kalimantan baru menikah, bg no 3 sudah meninggal ketika umur 2 tahun, bg no 4 sekolahnya putus ditengah jalan, taunya membuat hancur keluarga, bg no 5 masih kuliah di brawijaya malang bagian manajemen, bg no 6 kuliah di usu medan bagian hukum, dan madon anak terakhir kuliah di IAIN medan, madon jur PBA. saya tdk pernah merasakan kebahagian dalam keluarga saya. apakah saya sanggup menjalankan ini. ayah saya selalu brantam dgn ibu bg maupun saya. tp saya tdk tau sebabnya.
    madon ingin tau bagai mana supaya keluarga kami bahagia.? saya sudah menasehati ayah shalat dan naik haji karna ibu saya ingin naik haji. tapi di dalam islam selagi suami masih ada suami harus wajib ikut. tapi ayah saya susah diberi nasehat.
    cobaan saya sebagai anak terakhir sangat berat karna saya tulang punggung keluarga saya.
    apa yg hrs saya lakukan supaya ayah abang saya rajin shalt ?
    bagaimana supaya bisa menjadikan keluarga saya sakinah mawaddah warohma????
    akhi kasih solusi

    BalasHapus